Menilik keseimbangan kehidupan manusia dalam film Doraemon : Nobita sky utopia
Doraemon.
Siapa yang tidak kenal dengan robot kucing berwarna biru ini. Ya, Doraemon
merupakan salah satu tokoh kartun paling ikonik dari negara Jepang yang sudah
dikenal di seluruh dunia. Cerita mengenai robot kucing dari abad ke 22 yang
kembali ke masa lalu untuk membantu seorang anak bernama Nobita, menggunakan
berbagai alat ajaib dari masa depan telah menemani dan menghibur banyak
anak-anak seluruh dunia termasuk di Indonesia. Selain seriesnya, movie Doraemon
juga sangat menarik, menghibur dan menginspirasi. Kali ini kita akan membahas
salah satu movie Doraemon yang ternyata setelah ditelusuri lebih jauh menyimpan
banyak pelajaran kehidupan manusia yakni film Doraemon: Nobita Sky Utopia.
Doraemon:
Nobita Sky Utopia sendiri adalah film yang telah rilis tahun 2023 lalu dan
merupakan film seri ke 42 karya Fujiko F Fujio. Cerita ini dimulai saat Nobita
mendengar kisah dari buku temannya Dekisugi mengenai sebuah negeri fantasi
bernama Utopia. Negeri Utopia adalah sebuah tempat di mana seluruh masyarakat
bisa hidup berbahagia tanpa adanya konflik. Semua orang di utopia sangat
positif, pintar dan damai. Tidak ada kejahatan di sana. Mendengar hal tersebut,
Nobita sangat bersemangat dan ingin sekali bisa pergi ke Utopia untuk bisa
menjadi anak yang pintar dan berbakat seperti Dekisugi. Sayangnya ternyata
negeri utopia itu hanyalah mitos dan tidak pernah ada. Nobita tetap keras
kepala dan meminta bantuan Doraemon untuk mencari negeri Utopia. Namun sayangnya,
Doraemon enggan mengabulkan permintaan Nobita.
Kecewa
akan jawaban Doraemon, Nobita langsung kabur dari rumah menuju hutan belakang
sekolah sambil menangis. Tiba-tiba, tangis Nobita terhenti seketika karena
melihat sebuah benda di langit berbentuk bulan sabit yang mana itu adalah
lambang negeri Utopia. Doraemon akhirnya mencari soal fenomena Utopia tersebut.
Karena penasaran, Nobita, Doraemon, dan teman-teman mencari Utopia menggunakan
pesawat yang bisa menjelajahi waktu.
Mendadak
mereka diserang dan tidak sengaja masuk ke negeri misterius. Mereka kemudian bertemu
dengan robot kucing bernama Sonya dan akhirnya memberitahu bahwa Nobita dan teman-temannya
berada di negeri Paradapia. Nobita pun menyadari bahwa negeri Paradapia yang dipimpin
oleh tiga orang bijak itu adalah nama lain dari Negeri Utopia, sebuah negeri
impian tanpa konflik di mana semua masyarakatnya hidup makmur, sehat dan
sejahtera. Doraemon, Nobita dan teman-temannya memutuskan untuk tinggal
sementara waktu di Paradapia. Namun seiring berjalannya waktu, Nobita merasa
ada yang janggal dengan negeri impian tersebut.
Sekilas
negeri Paradapia memang menakjubkan dan indah. Semua orang hidup makmur,
pintar, sejahtera dan sehat. Dunia tanpa kejahatan adalah salah satu kalimat
yang mampu menggambarkan tentang negeri Paradapia. Teman-teman Nobita yakni
Giant, Suneo dan Shizuka yang tinggal sementara di Paradapia mengalami
perubahan. Contohnya suneo dan Giant menjadi lebih baik dan lebih pintar, tidak
lagi mengejek nobita dan Shizuka tidak lagi keras kepala. Mereka semua menjadi
baik dan hanya Nobita yang tetap sama. Nobita tetap menjadi anak yang pemalas,
ceroboh, dan tidak pintar.
Awalnya
Nobita merasa sedih karena hanya dia yang tetap sama. Namun lama kelamaan
Nobita menjadi tidak mengenal teman-temannya lagi. Walaupun mereka menjadi
baik, Nobita merasa sedih karena Nobita seolah telah kehilangan sosok
teman-temannya. Mereka memang menjadi lebih baik, namun bagi Nobita itu adalah
sesuatu yang salah dan dia mulai mempertanyakan apa yang sebenarnya terjadi di
Paradapia. Bersama Doraemon, Nobita berusaha untuk mengungkap misteri negeri
Paradapia dan menyelamatkan semua orang.
Kejahatan
dan Kebaikan adalah dua hal kontras dalam kehidupan manusia. Bisa analogikan
kejahatan dan kebaikan seperti saudara kembar yang sebenarnya saling
berhubungan. Kita tidak bisa menyebut seseorang itu baik apabila kita tidak
pernah tahu bagaimana seseorang bisa dikatakan sebagai pribadi yang jahat. Meskipun
kadang kebaikan dan kejahatan sering bertolak belakang, mereka tetap memiliki
hubungan yang erat dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain.
Teori
tentang kejahatan atau yang bisa disebut sebagai The Evil Problem ini sudah
menjadi bahan kajian para filsuf Yunani. Salah satu yang paling terkenal adalah
pendapat dari Epicuros yang hidup sekitar abad ke 3 sebelum Masehi. Logika
sederhana Epicuros mengatakan bahwa seharusnya kalau Tuhan memang ada, maka
seharusnya kejahatan itu tidak ada. Ini berdasarkan argumen logisnya yang
mengatakan bahwa Tuhan itu maha tahu, maha kuasa, dan maha baik. Seharusnya
dengan semua sifatnya itu, Tuhan mampu memusnahkan kejahatan di dunia ini. Kalau
memang Tuhan itu ada, mengapa dia membiarkan manusia merusak kejahatan di muka
bumi, saling membunuh, mencuri, dan bahkan ingkar kepada-Nya. Dengan logika sederhana
tersebut maka Epicuros berpendapat bahwa Tuhan itu tidak ada.
Kejahatan
mungkin terdengar kejam, sadis, dan menyeramkan. Namun sebenarnya apapun yang
telah diciptakan di dunia ini memiliki hikmah termasuk kejahatan itu sendiri.
Analogi sederhana kejahatan bisa kita ibaratkan seperti api. Api bermanfaat
untuk kehidupan manusia. Dia bisa digunakan untuk memasak, menghangatkan tubuh,
menghasilkan energi dan sebagainya. Namun api juga bisa sangat berbahaya
apabila tidak terkendali seperti menghanguskan tempat tinggal, membakar orang
dan makhluk lain, dan merusak lingkungan. Satu api mampu membawa kebermanfaatan
sementara satu api yang lain membawa celaka.
Setiap
hal yang telah diciptakan di alam ini memiliki pasangannya. Api dan Air. Wanita
dan Pria. Gelap dan Terang. Surga dan Neraka. Kebaikan dan kejahatan. Iblis dan
Malaikat. Apabila satu pasangan itu menghilang, kemungkinan besar akan
menimbulkan efek lain ke pasangannya. Sayangnya kita hanya diberi sedikit
pengetahuan tentang ini dan hanya Tuhan yang maha mengetahui segalanya.
Keseimbangan kehidupan. Tuhan yang maha kuasa telah menjaga keseimbangan di dunia ini dan
hanya dia yang tahu apa alasan sebenarnya. Namun sebagai manusia yang hidup di
dunia ini kita memiliki pilihan. Kita memiliki sifat kebebasan. Kita berhak
untuk memilih jalan hidup kita. Mau memilih menjadi orang baik atau jahat itu
terserah kita dan kita harus siap untuk mempertanggung jawabkan segalanya
nanti.
Dalam
film Doraemon Nobita Sky Utopia ini, diceritakan bahwa para manusia yang hidup
di negeri impian Paradapia sebenarnya telah dikendalikan dan dirampas kebebasannya.
Itu sebabnya mereka tidak mampu lagi melakukan hal yang bertentangan. Mereka
memang baik. Namun bagaimana suatu hal bisa dikatakan sebagai hal yang baik
apabila kita bahkan tidak mengetahui keburukan. Kita tidak akan merasakan
panas, apabila kita tidak pernah merasakan dingin. Begitu pula kita tidak bisa
mengetahui apa yang dimaksud dengan kebaikan apabila kita tidak mengerti apa
yang dimaksud dengan kejahatan.
Dalam
Islam ada satu kisah menarik tentang akibat dari dikurungnya iblis. Seperti
yang kita ketahui, tugas iblis adalah menyesatkan manusia dan berusaha agar
manusia ingkar kepada Allah. Nabi Sulaiman AS, pernah meminta kepada Allah agar
diperkenankan untuk mengurung iblis supaya tidak menyesatkan manusia. Allah
memberitahukan nabi Sulaiman bahwa perbuatan itu tidak ada gunanya dan apabila
iblis dikurung akan menimbulkan efek kepada
kehidupan manusia. Nabi Sulaiman kembali memohon kepada Allah agar diperkenankan
untuk mengurung iblis beberapa hari saja. Allah pun akhirnya mengabulkan
permintaan nabi Sulaiman.
Fenomena
setelah dikurungnya iblis ternyata sungguh mengerikan. Nabi Sulaiman memang
kaya raya namun beliau tidak pernah menggunakan uang kerajaan untuk kepentingan
pribadinya. Dia biasanya memenuhi kebutuhan hidup dengan cara menjual tas
buatannya di pasar. Namun setelah iblis dikurung, tidak ada satu orang pun di sana
sehingga akhirnya pada hari itu nabi Sulaiman hanya dapat meminum air. Para
manusia lebih banyak menangis, sedih, meratap, mengingat kematian dan sangat
mementingkan urusan akhirat. Keesokan harinya pun masih sama. Pasar masih
kosong dan Allah memberitahukan nabi Sulaiman bahwa itu adalah salah satu akibat
dari dikurungnya iblis. Para manusia sangat mementingkan urusan akhirat namun
melupakan urusan duniawi. Mereka tidak bergairah untuk melakukan urusan duniawi
termasuk makan dan minum padahal itu adalah kebutuhan dasar manusia. Nabi Sulaiman
pun akhirnya membebaskan iblis kembali.
Mungkin
bisa dikatakan bahwa film Doraemon Nobita Sky Utopia ini adalah film animasi anak-anak. Namun ternyata
di dalam filmnya memiliki banyak pengajaran kehidupan yang luar biasa tentang
keseimbangan kehidupan manusia, kebaikan, persahabatan, dan perjuangan.
Post a Comment