Review Buku: Totto-Chan Gadis Cilik di Jendela
Judul buku: Totto-Chan Gadis Cilik di Jendela
Pengarang: Tetsuko Kuronayagi
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Cetakan ketiga puluh dua: Mei 2024
Tebal halaman: 296 halaman
Sinopsis buku
Ibu guru menganggap Totto-chan nakal, padahal gadis cilik itu hanya punya rasa ingin tahu yang besar. Itulah sebabnya ia gemar berdiri di depan jendela selama pelajaran berlangsung. Karena para guru sudah tak tahan lagi, akhirnya Totto-chan dikeluarkan dari sekolah.
Mama pun mendaftarkan Totto-chan ke Tomoe Gakuen. Totto-Chan girang sekali, di sekolah itu para murid belajar di gerbong kereta yang dijadikan kelas. Ia bisa belajar sambil menikmati pemandangan di luar gerbong dn membayangkan sedang melakukan perjalanan. Mengasyikkan sekali, kan?
Di Tomoe Gakuen, para murid juga boleh mengubah urutan pelajaran sesuai keinginan mereka. Ada yang memulai hari dengan pelajaran fisika, ada yang mendahulukan menggambar, ada yang ingin belajar bahasa dulu, pokoknya sesuka mereka. Karena sekolah itu unik, Totto-chan pun merasa kerasan.
Walaupun belum menyadari, Totto-chan tidak hanya belajar fisika, berhitung, musik, bahasa, dan lain-lain di sana. Ia juga mendapatkan banyak pelajaran berharga tentang persahabatan, rasa hormat dan menghargai orang lain, serta kebebasan menjadi diri sendiri.
Review Buku
Awalnya saya membaca buku ini karena tertarik dengan trailer film animasi berjudul sama yakni “Totto-chan the little girl at the window.” Sayangnya saat itu saya tidak berkesempatan menonton film tersebut karena penayangan film Totto-chan ini terbatas. Saya pun memutuskan untuk membeli dan membaca bukunya. Setelah selesai membaca, saya pun menyimpulkan alasan dan menyadari mengapa buku ini begitu populer.
Novel Totto-Chan Gadis Cilik di Jendela adalah buku yang diangkat dari kisah nyata pengarangnya, Tetsuko Kuroyanagi. Sebuah buku tentang masa kecil Tetsuko Kuroyanagi sebelum Perang Pasifik menghancurkan Jepang. Buku ini berkisah tentang Tetsuko Kuroyanagi kecil yang polos, ingin tahu, selalu antusias dengan hal-hal baru dan penuh imajinasi.
Buku Totto-Chan ini bukan hanya sekadar novel anak-anak biasa. Novel ini mengisahkan banyak hal tentang persahabatan, pendidikan, tanggung jawab dan menghargai sesama. Tokoh Totto-chan yang dianggap nakal namun ternyata setelah dia pindah sekolah ke Tomoe Gakuen dan memahami banyak hal dari teman dan guru barunya, berubah menjadi anak yang sopan walaupun terkadang sangat aktif.
Tokoh yang saya sukai di sini adalah sang kepala sekolah, Sosaku Kobayashi. Kepala sekolah yang menempatkan diri bukan hanya sebagai guru, melainkan juga teman bagi anak-anak. Pak Kobayashi sangat memahami anak-anak didiknya. Meskipun metode belajar yang dia lakukan berbeda dengan sekolah-sekolah lain pada umumnya, namun pada kenyataannya metode tersebut berhasil menanamkan rasa tanggung jawab, keberanian, dan keyakinan di hati setiap anak didiknya. Metode belajar yang diajarkan di Tomoe Gakuen membuat para anak-anak merasa puas dan bahkan tidak sadar bahwa mereka tengah belajar.
Buku ini bukan hanya bagus untuk para guru, melainkan juga para orangtua. Tentang metode mengajar kepada anak-anak usia dini, cara memahami kesukaan anak, serta cara menumbuhkan karakter anak sealami mungkin. Tidak mengherankan apabila buku ini kini dijadikan rujukan bagi sistem pendidikan di jepang.
Meskipun Tomoe Gakuen telah tiada, kisahnya yang diceritakan oleh Totto-chan dalam buku ini tetap abadi terutama tentang kebaikan Pak Kobayashi. Semoga negara kita juga bisa menerapkan sistem pendidikan yang sebaik mungkin demi menciptakan generasi penerus yang kuat, berkarakter, berakhlak serta cerdas.
Post a Comment